Atasi Kemarau, Pemdes Sambeng Bangun Rumah Mesin

Atasi Kemarau, Pemdes Sambeng Bangun Rumah Mesin

Fasilitasi Perairan Lahan Sawah Seluas 118 Hektare 

GUNUNG JATI - Pemerintah Desa (pemdes) Sambeng membangun rumah mesin (alat penyedot air untuk pesawahan, red) guna memfasilitasi perairan lahan sawah seluas 118 hektare di desanya. Hal itu sebagai bentuk kepedulian kepada warganya.
\"kuwu
Kuwu desa Sambeng. Foto: Dandy/Rakyat Cirebon 

Kuwu Sambeng, Wara saat ditemui Rakyat Cirebon di lokasi pembanguan rumah mesin mengatakan, pembangunan rumah mesin dikarenakan di lahan pertanian tersebut sangat membutuhkan air untuk bisa menjalankan proses penanaman sampai pemanenan.

“Sedangkan tidak semua wilayah pertanian mudah mendapatkan air. Sehingga beberapa upaya petani untuk mencari airpun dilakukan salah satunya dengan menyedot dari sungai terdekat,” ungkap Wara, Rabu, (31/8).

Menurutnya, pemdes Sambeng, saat ini telah menyelesaikan pembangunan rumah mesin untuk menangani masalah kurangnya air di lahan pertanian.

Rumah mesin tersebut nantinya akan difungsikan sebagai mengisi air di lahan pertanian desanya.

“Kami buat rumah mesin dengan tiga mesin penyedot air untuk lebih cepat proses penyedotanya,” ujarnya.

Wara mengatakan, pembuatan rumah mesin ini sangat penting. Karena, untuk menyelesaikan masalah petani terkait kurangnya air di musim kemarau. Apalagi seluruh pertanian di desanya merupakan tadah hujan.

“Jadi saat musim kemarau petani sangat sulit mendapatkan air untuk sawahnya. Pertanian di sini kebanyakan hanya satu kali panen. Namun, ada jug yang dua kali. Itu pun untung-untungan,” tuturnya.

Selain masalah kurangnya air di musim kemarau, kata dia, pembuatan rumah mesin ini juga untuk mengirit biaya penyedotan air dari sungai kelahan pertanian.

Karena dengan menggunakan mesin penyedot biasa memerlukan banyak biaya. “Kebutuhan biaya pengairan sawah bisa 30 liter solar per hari, “ungkapnya.

Sedangkan untuk mengairi lahan yang ada, memerlukan waktu satu minggu sekali mengairi.

“Pembuatan rumah mesin ini sangat direspon oleh masyarakat petani kususnya,” pungkasnya.

Sejumlah petani setempat, seperti Dalim dan Kedira sanggat senang atas selesainya pembangunan rumah mesin itu.

Pasalnya masalah yang  sering dikeluhkan petani tentang kurangya air dimusim kemarau bisa segera diatasi.

“Semoga dengan ini ketika musim kemarau datang lahan pesawahan kami tidak kekurangan air lagi,” kata Dalim.

Kedira juga menambahkan, dengan adanya rumah mesin petani bisa menanam padi dua kali dalam setahun dengan tenang.

“Karena selama ini kalau musim kemarau kami merasa tidak tenang untuk mendapatkan hasil pertanian yang maksimal,” imbuhnya. (dym/mgg)

Sumber: